1 dari 3 Orang Andalkan Seks Sebagai Penghilang Stres
AN Uyung Pramudiarja - detikHealthIlustrasi (foto: Thinkstock)
Jakarta, Selain memiliki fungsi reproduktif atau menghasilkan keturunan, seks juga diyakini punya fungsi rekreatif atau bersenang-senang. Menurut survei di Australia, 1 dari 3 orang sangat mengandalkan seks untuk meredakan stres sehari-hari.
Temuan ini tentunya tidak terlalu mengejutkan, karena berbagai penelitian telah membuktikan bahwa hubungan seks bisa merangsang hormon endorfin. Hormon tersebut membuat pikiran lebih rileks, sehingga beban hidup seperti terlupakan untuk sesaat.
"Sangat penting untuk menemukan strategi yang tepat dalam mengelola stres, daripada dibiarkan dan akan membahayakan kesehatan," ungkap Stan Goldstein, peneliti dari Bupa Stress Survey yang melakukan penelitian tersebut seperti dikutip dari Heraldsun, Kamis (8/12/2011).
Berdasarkan temuan ini, Goldstein memperkirakan pada liburan akhir tahun mendatang akan banyak warga Australia yang memilih tinggal di rumah untuk berhubungan seks. Tujuannya tak lain untuk melepas penat setelah menjalani rutinitas sepanjang tahun.
Meski begitu, Goldstein menegaskan bahwea hubungan seks saja tidak akan memberi efek relaksasi tanpa dukungan beberapa faktor lain. Faktor-faktor itu antara lain tidur yang cukup, jujur dan terbuka pada pasangan serta tidak mengharapkan kesempurnaan dari masing-masing pasangan.
Apapun caranya, stres harus diatasi karena jika dibiarkan bisa memicu dampak negatif bagi kesehatan. Salah satunya membuat nafsu makan tidak terkontrol, sehingga dalam jangka panjang akan memicu kegemukan dan bahkan gangguan metabolisme seperti diabetes atau kencing manis.
Stres juga banyak dikaitkan dengan berbagai risiko gangguan pada jantung dan pembuluh darah, misalnya hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hipertensi sendiri merupakan faktor risiko bagi penyakit mematikan seperti stroke dan serangan jantung.
Temuan ini tentunya tidak terlalu mengejutkan, karena berbagai penelitian telah membuktikan bahwa hubungan seks bisa merangsang hormon endorfin. Hormon tersebut membuat pikiran lebih rileks, sehingga beban hidup seperti terlupakan untuk sesaat.
"Sangat penting untuk menemukan strategi yang tepat dalam mengelola stres, daripada dibiarkan dan akan membahayakan kesehatan," ungkap Stan Goldstein, peneliti dari Bupa Stress Survey yang melakukan penelitian tersebut seperti dikutip dari Heraldsun, Kamis (8/12/2011).
Berdasarkan temuan ini, Goldstein memperkirakan pada liburan akhir tahun mendatang akan banyak warga Australia yang memilih tinggal di rumah untuk berhubungan seks. Tujuannya tak lain untuk melepas penat setelah menjalani rutinitas sepanjang tahun.
Meski begitu, Goldstein menegaskan bahwea hubungan seks saja tidak akan memberi efek relaksasi tanpa dukungan beberapa faktor lain. Faktor-faktor itu antara lain tidur yang cukup, jujur dan terbuka pada pasangan serta tidak mengharapkan kesempurnaan dari masing-masing pasangan.
Apapun caranya, stres harus diatasi karena jika dibiarkan bisa memicu dampak negatif bagi kesehatan. Salah satunya membuat nafsu makan tidak terkontrol, sehingga dalam jangka panjang akan memicu kegemukan dan bahkan gangguan metabolisme seperti diabetes atau kencing manis.
Stres juga banyak dikaitkan dengan berbagai risiko gangguan pada jantung dan pembuluh darah, misalnya hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hipertensi sendiri merupakan faktor risiko bagi penyakit mematikan seperti stroke dan serangan jantung.
Mau Josss.....gak ?? Pakai Ar-Rijal ...info hub Sdr Budiyanto HP:081288938689 atau Sdr.M.Irfan di HP: 0811926758 dan Kunjungi http://herbalnabawiyah.blogspot.com
(up/ir)
No comments:
Post a Comment